Banjir di Papua dan Banjir Jakarta

Selasa, 22 Januari 2013

Bukan hanya warga Jakarta saja yang merasakan kesedihan akan tetapi kerabat mereka yang diluar kota pun juga merasakan hal yang sama. Saya jadi teringat akan banjir di Papua, Wasior pada 4 Oktober 2010 yang memakan banyak korban jiwa.

Kesedihan dialami oleh keluarga saya di Yogya yang memiliki saudara di Tangerang. Hanya lewat telefon saja kami bisa mengetahui keadaan mereka yang mengungsi karena terkena banjir. Keluhan karena berkurangnya jatah bantuan yang mereka terima dari pemerintah menjadi cerita pertama di telefon. Entah mengapa hanya nasi saja yang sampai ke tangan mereka, makanan kering lainnya tidak.

Tapi seharusnya kita harus merasa bersyukur, karena ada yang lebih menderita disana. Korban kehilangan keluarga, rumah, benda berharga yang telah susah payah dikumpulkan selama ini, hanyut karena banjir. Hanya doa dan harapan segera cepat berakhir banjir di Jakarta yang dapat kita asakan di sini.

Saya sendiri jadi langsung kepikiran pak Jokowi, pasti pusing tujuh keliling mendapati banjir menerjang di kotanya. Dengan jabatan yang baru saja beliau raih ini, langsung dihadapkan dengan masalah yang sebesar dan seluas ini. Masalah yang menjadi momok di kota Jakarta selama bertahun-tahun lamanya.

Dengar-dengar, pak Jokowi hendak merevitalisasi saluran air. Memang betul, sudah seharusnya saluran air itu dibenahi karena memang sejak pembangunan awalnya pasti tidak terbayangkan banjir besar akan melanda di Jakarta. Walaupun sebenarnya sejak jaman Belanda dulu, kota Jakarta sudah banjir.

Semangat terus pak Jokowi untuk menghalau banjir dari Ibu Kota Jakarta, dan untuk para warga Jakarta yang terkena musibah jangan putus asa menghadapi semua ini. Allah pasti akan memberikan yang terbaik selama kita terus berusaha dan berdoa. Amin.

0 comments:

Posting Komentar